Clara adalah gadis biasa dengan imajinasi yang luar biasa. Dia sering memimpikan tempat tempat yang jauh, keajaiban kuno, dan negeri negeri ajaib. Namun malam ini, mimpinya terasa tidak biasa dekat, seolah malam itu sendiri ingin berbagi rahasianya dengannya. Angin lembut berbisik melalui jendela yang terbuka, membawa serta hum melodi yang samar.
"Clara," terdengar suara, lembut dan menenangkan, seperti desiran daun di musim gugur. Terkejut tetapi tidak takut, Clara duduk di tempat tidurnya. "Siapa di sana?" dia bertanya, suaranya nyaris di atas bisikan. "Aku adalah Malam," jawab suara itu, tenang dan mengundang. "Apakah kau ingin mendengar ceritaku?"
Jantung Clara meloncat penuh semangat. "Ya, tolong!"
Suara itu tertawa lembut. "Maka tutup matamu, dan aku akan membawamu dalam sebuah perjalanan.
"Ini adalah Gurun Sahara," bisik Malam. "Ini adalah salah satu gurun terbesar di dunia, tempat keindahan dan misteri tanpa akhir. Apakah kau melihat karavan itu? Mereka adalah pedagang, bepergian di bawah naungan malam untuk menghindari panas terik siang hari.
Clara menyaksikan dengan kagum saat karavan itu mendekat. Para pedagang mengenakan jubah mengalir dan berbicara dalam bahasa yang tidak dia mengerti, tetapi senyum mereka hangat dan menyambut. Salah satu dari mereka memberinya sebuah kantong kecil yang diisi dengan rempah rempah wangi seperti kayu manis, kapulaga, dan safron. Clara menghirup dalam dalam, aroma yang kaya memenuhi indra. "Rempah rempah ini," jelas Malam, "adalah harta dunia kuno. Mereka diperdagangkan melintasi benua, menghubungkan orang orang dan budaya. Bayangkan cerita yang mereka bawa, tangan yang telah mereka lalui. "
Sebelum Clara bisa menjawab, pemandangan itu bergeser lagi.
"Ini adalah Serengeti," kata Malam. "Ini adalah rumah bagi beberapa makhluk yang paling megah di Bumi. Lihatlah, apakah kau melihat singa betina dengan anak anaknya? Dia sedang mengajari mereka untuk berburu, memastikan kelangsungan hidup mereka di tempat liar dan menakjubkan ini. " Clara menyaksikan saat singa betina mendorong anak anaknya yang bermain, gerakannya lembut dan memerintah.
Saat ia menyerap semua itu, tanah di bawah kakinya mulai berubah sekali lagi. Rerumputan lembut savana berubah menjadi permukaan yang dingin dan halus. Clara melihat ke bawah dan menemukan dirinya berdiri di jalan berbatu, diterangi oleh cahaya hangat dari lentera. Sekarang dia berada di pasar yang ramai, udara dipenuhi dengan percakapan pedagang dan aroma roti yang baru dipanggang.
"Ini adalah Istanbul," bisik Malam. "Sebuah kota yang menghubungkan dua benua Eropa dan Asia.
"Setiap sudut kota ini memiliki cerita untuk diceritakan," lanjut Malam. "Ia telah menyaksikan kekaisaran bangkit dan runtuh, dan jalannya adalah permadani hidup sejarah dan tradisi. "
Clara merasakan rasa keterhubungan yang dalam dengan orang orang di sekelilingnya, tawa mereka dan percakapan yang hidup menenun melodi yang bergema di hatinya.
Akhirnya, angin menurunkannya di sebuah padang yang tenang dibanjiri cahaya bulan. Kunang kunang menari di sekelilingnya, lampu lampu kecil mereka berkelip seperti bintang bintang yang dibawa turun ke Bumi. Clara merasakan rasa damai dan suka cita yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Mengapa kau menunjukkan semua ini padaku?" dia bertanya kepada Malam.
Clara tersenyum, hatinya dipenuhi rasa syukur. "Terima kasih telah membagikan ceritamu denganku. " Malam tertawa lembut. "Tidurlah yang nyenyak, anak kecil.
Dan dengan itu, Clara menemukan dirinya kembali di tempat tidurnya, selimutnya terlipat rapi di sekelilingnya. Berbisik berbisik dari Malam masih terngiang di telinganya, mengisi dirinya dengan rasa kagum yang baru ditemukan akan dunia. Dia tertidur, mimpinya dipenuhi dengan gurun, savana, pasar, dan langit berbintang. Ketika dia bangun keesokan paginya, sinar matahari yang menyinari jendelanya terasa berbeda lebih hangat, lebih cerah, seolah membawa janji kemungkinan tanpa akhir. Clara tahu bahwa, meskipun dia mungkin tidak segera bepergian ke negeri yang jauh, imajinasi dan rasa ingin tahunya akan selalu menjadi kompasnya, membimbingnya untuk menjelajahi, belajar, dan tumbuh.
Dan begitu, dengan hati penuh keajaiban dan pikiran yang ingin tahu untuk menemukan, Clara memulai harinya, siap untuk mengubah cerita malam menjadi seumur hidup petualangan.
Dia mendengar Malam berbicara lembut kepadanya.
Ke Gurun Sahara dengan pasir emas.
Sebuah kantong rempah wangi seperti kayu manis dan safran.
Dia melihat gajah seekor singa betina dengan anak-anaknya dan seekor jerapah.
Dia mencoba Turkish delight yang ditawarkan oleh seorang nenek baik.
Bahwa dunia ini penuh keindahan dan setiap tempat memiliki cerita.
Dia merasa bahagia dan siap untuk petualangan baru.
Bagikan
Cerita Lainnya
Menemukan Sihir Kisah Penjelajahan Leo
Cerita Lainnya