The magical world of fairy tales and educational games for kids is on our mobile app, and it's completely free!
Di desa tenang Willowshade, yang terletak jauh di dalam pelukan hutan kuno dan padang rumput yang disinari matahari, kehidupan damai, dapat diprediksi, dan tak mencolok. Penduduk desa adalah orang orang biasa, merawat tanaman mereka, memelihara ternak, dan menganyam kisah kisah pahlawan yang telah lama terlupakan di sekitar api perapian yang berderak. Di antara mereka ada seorang wanita muda bernama Elara, yang mungkin adalah yang paling tidak mencolok dari mereka semua atau setidaknya begitulah yang ia percayai. Elara adalah seorang penenun, menciptakan permadani rumit dari wol domba desa. Dia pendiam dan introvert, lebih suka bergaul dengan alat tenunnya daripada pasar yang ramai atau festival yang meriah. Dia tidak sekuat pandai besi, tidak secerdas penyembuh desa, dan tidak seberani para pemburu yang berani masuk ke hutan. Dia hanyalah Elara, seorang gadis dengan tangan yang pecah dan mimpi yang terjahit ke dalam kain. Tetapi takdir, seperti biasa, memiliki rencana lain. Suatu malam yang menentukan, saat matahari terbenam di bawah cakrawala dan melukis langit dengan warna amber dan ungu, bayangan jatuh di atas Willowshade. Itu bukan bayangan malam, tetapi sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang hidup. Dari kedalaman hutan kuno datang angin dingin, membawa bisikan yang membuat jiwa membeku.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 1
Penduduk desa berkumpul di alun alun, wajah mereka pucat dan cemas. Seorang sesepuh melangkah maju, suaranya bergetar saat berbicara. "Penjaga Selubung telah terbangun. " Saat nama itu disebut, desahan kolektif menerpa kerumunan. Penjaga Selubung adalah bahan legenda, roh gelap yang terikat pada hutan, ditugaskan untuk menjaga selubung antara dunia manusia dan alam bayangan. Dikatakan bahwa jika Penjaga Selubung pernah bergerak, itu berarti selubung sedang melemah, dan alam bayangan akan tumpah ke dunia mereka, membawa kegelapan dan keputusasaan. "Kita harus meminta bantuan!" seru seorang penduduk desa. "Siapa yang akan datang?" timpal yang lain. "Willowshade terlalu kecil, terlalu jauh. " Saat ketakutan dan kepanikan menguasai, Elara berdiri di tepi kerumunan, menggenggam sebuah permadani yang telah dibawanya untuk diperdagangkan. Dia merasakan sebuah simpul mencekik di perutnya saat mendengarkan.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 2
Tentu saja, seseorang akan melangkah maju untuk menyelamatkan mereka. Tentu saja, ada pahlawan di antara mereka. Tetapi saat menit menit berlalu dalam keheningan yang tidak nyaman, dia menyadari bahwa tidak ada yang akan melakukannya. Pandai besi menatap palunya penyembuh menggenggam herba herbatangnya, para pemburu menghindari tatapan satu sama lain. Mereka semua takut. Dan dia juga. Tetapi kemudian suara, lembut namun tegas, memecah kerumunan. "Aku akan pergi. " Butuh sejenak bagi Elara untuk menyadari bahwa suara itu adalah miliknya sendiri. Penduduk desa menoleh ke arahnya, ekspresi mereka campuran kejutan dan ketidakpercayaan. Dia merasa pipinya memerah, tetapi dia menelan ketakutannya dan melangkah maju.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 3
"Aku akan pergi ke hutan," katanya, suaranya kini lebih mantap. "Aku akan menemukan Penjaga Selubung dan menghentikannya. " Sang sesepuh mengernyit. "Elara, kamu berani untuk sukarela, tetapi ini bukan tugas untuk seorang penenun. Hutan itu berbahaya, dan Penjaga Selubung lebih berbahaya. Apakah kamu yakin?" Elara tidak yakin. Faktanya, dia sangat ketakutan. Tetapi dia melihat wajah tetangganya, keluarganya, dan tahu bahwa dia tidak bisa berdiri diam dan tidak melakukan apa apa. "Saya mungkin tidak kuat, cerdas, atau berani," dia mengakui, "tetapi saya bisa mencoba. Dan terkadang, mencoba sudah cukup. " Sang sesepuh ragu sejenak, lalu mengangguk.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 4
"Baiklah. Ambil apa pun perlengkapan yang kamu butuhkan, dan semoga roh roh membimbingmu. " Penduduk desa menawarkan apa yang bisa mereka berikan sepotong roti, sebuah kantong air, dan jubah yang kokoh. Pandai besi menyerahkan sebuah belati kecil kepadanya, bilahnya berkilau di cahaya yang memudar. "Ini tidak banyak," katanya, "tetapi mungkin bisa membantu. " Dengan jantungnya berdebar kencang, Elara melangkah masuk ke dalam hutan. Pohon pohon menjulang tinggi dan kuno, cabang cabangnya yang bengkok melingkar seperti jari jari raksasa. Udara berat dengan aroma lumut dan tanah, dan satu satunya suara adalah gemerisik daun di bawah kakinya dan sesekali suara burung hantu. Saat dia menjelajah lebih dalam, keraguan diri mulai merayap masuk. Apa yang dia lakukan? Dia hanyalah seorang penenun. Dia tidak memiliki keterampilan, tidak memiliki pelatihan, tidak memiliki rencana.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 5
Bagaimana dia bisa menghadapi Penjaga Selubung? Tetapi kemudian dia memikirkan desanya, anak anak yang bermain di alun alun, para orang tua yang membagikan kebijaksanaan mereka, tentang kehidupan yang sangat ia cintai. Dia tidak bisa mundur. Jam berubah menjadi hari saat Elara menavigasi hutan. Dia menghadapi tantangan yang tidak pernah dia bayangkan menyeberangi sungai yang mengamuk di atas balok yang tidak stabil, menghindari sekawanan serigala yang menggeram, dan bertahan di malam yang begitu dingin sehingga dia berpikir jarinya bisa membeku. Setiap ujian mengujinya, tetapi dengan setiap rintangan yang dia atasi, dia merasakan percikan sesuatu yang baru kekuatan. Suatu malam, saat dia beristirahat di bawah kanopi bintang, dia mendengar suara. Suaranya lembut dan merdu, seperti angin melalui pepohonan. "Mengapa kamu mencari Penjaga Selubung, wahai anak kecil?" Elara duduk, jantungnya berdebar kencang. Di depannya berdiri sosok yang dibungkus cahaya berkilau, bukan pria maupun wanita, tetapi sesuatu yang tidak terkait dengan dunia. "Aku mencari untuk menghentikannya," katanya, suaranya bergetar. "Untuk menyelamatkan desaku.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 6
" Sosok itu memiringkan kepalanya. "Dan apa yang membuatmu percaya kamu bisa berhasil di mana begitu banyak orang lain telah gagal?" Elara ragu ragu sejenak, kemudian berkata, "Aku tidak tahu apakah aku bisa berhasil. Tetapi aku harus mencoba. Desaku bergantung padaku. " Sosok itu mempelajarinya sejenak, kemudian mengangguk. "Baiklah. Aku akan membimbingmu ke Penjaga Selubung, tetapi waspadalah pertempuran terbesarmu bukan melawan Penjaga Selubung, tetapi di dalam dirimu sendiri. " Dengan itu, sosok itu menghilang, meninggalkan jejak cahaya yang diikuti Elara. Itu membawanya ke sebuah lapangan, di mana udara tebal dengan bayangan. Di tengahnya berdiri Penjaga Selubung, sosok menjulang yang dibungkus kegelapan, matanya bersinar seperti bara. Kaki Elara bergetar saat dia melangkah maju.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 7
Penjaga Selubung memandangnya dengan tatapan yang tampaknya menusuk jiwanya. "Kau berani menantangku?" ia mengguruh, suaranya seperti batu yang digerakkan. "Aku berani," katanya, menggenggam belatinya dengan kuat. Penjaga Selubung tertawa, suara yang membuat merinding. "Kau hanyalah seorang penenun. Apa yang bisa kau capai?" Elara merasakan beban keraguannya sendiri menekan dirinya. Tetapi kemudian dia teringat ujian yang telah dia hadapi, kekuatan yang telah dia temukan. Dia meluruskan punggungnya dan berkata, "Saya mungkin hanya seorang penenun, tetapi saya juga seorang pelindung desa saya, seorang teman bagi mereka yang membutuhkan saya, dan seorang pemimpi yang percaya pada masa depan yang lebih baik. Saya lebih dari apa yang kau kira. " Dengan kata kata itu, dia melompat ke arah Penjaga Selubung. Pertempuran itu sengit, sebuah tarian cahaya dan bayangan.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 8
Elara menggunakan setiap ons kekuatannya, setiap pelajaran yang dia pelajari di hutan. Belati itu berkilau, dan bayangan itu mundur. Tetapi itu tidak cukup. Saat Penjaga Selubung mengancamnya, jari jari gelapnya meraih, Elara menutup mata dan memikirkan desanya. Dia memikirkan cinta yang dia bawa di hatinya, harapan yang telah membawanya sejauh ini. Dan kemudian dia menyadari kekuatan terbesarnya bukan belatinya, tetapi keberaniannya, tekadnya, cahayanya. Dengan teriakan, dia melepaskan cahaya itu, satu semburan energi murni dan bercahaya yang meliputi Penjaga Selubung. Bayangan berputar dan berteriak, dan kemudian, mereka lenyap. Elara ambruk ke tanah, kehabisan tenaga tetapi hidup. Hutan tampak menghela napas lega, udara menjadi lebih ringan, pohon pohon bergemerisih dalam rasa syukur.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 9
Sosok cahaya muncul sekali lagi, senyuman lembut di wajahnya. "Kau telah berhasil, Elara," katanya. "Selubung aman, berkatmu. " Ketika Elara kembali ke Willowshade, dia disambut sebagai pahlawan. Penduduk desa bersorak, wajah mereka bersinar dengan kegembiraan dan rasa syukur. Tetapi Elara, meskipun bangga dengan apa yang telah dia capai, tetap rendah hati. Dia masih seorang penenun, masih gadis yang mencintai ritme tenang dari alat tenunnya. Tetapi kini dia tahu bahwa dia juga sesuatu yang lebih seorang pelindung, seorang pemimpi, seorang pahlawan. Dan begitulah, kehidupan di Willowshade kembali ke ritme tenangnya yang damai. Tetapi di dalam hati hutan, di sebuah lapangan yang disinari cahaya, nama Elara dibisikkan di antara pepohonan, sebuah kisah keberanian dan harapan yang akan diceritakan selama generasi mendatang.
Elara Sang Penenun Sebuah Kisah Keberanian Dan Cahaya Di Willowshade - 10
Dia adalah seorang penenun yang membuat karpet yang indah.
Mereka takut karena Penjaga Selubung telah terbangun.
Dia ingin melindungi desanya dari bahaya.
Dia memberinya sebuah belati kecil yang mengkilap untuk membantunya.
Dia belajar bahwa dia lebih kuat dan lebih berani dari yang dia kira.
Dia menggunakan keberanian dan cahaya batinnya untuk menghancurkan kegelapan.
Mereka senang, bangga, dan bersorak untuknya sebagai pahlawan.