Udara terasa sejuk dan tenang, menyelimuti desa kecil seperti selimut lembut. Bintang bintang di atas seakan berkedip penuh pengertian, dan bulan tergantung rendah, memancarkan cahaya perak di atas atap atap rumah. Di sebuah kamar tidur yang nyaman di tepi desa, seorang anak laki laki bernama Leo duduk di dekat jendela terbuka, menatap langit malam yang luas. Dia menyukai waktu seperti ini, ketika dunia sepi dan imajinasinya bisa bergerak bebas. Namun malam ini terasa berbeda. Ada sesuatu di udara, sesuatu yang membuat malam terasa hidup. Saat Leo bersandar ke depan, bisikan lembut menyentuh telinganya.
Itu bukan angin, dan bukan suara dedaunan yang bergesekan. Itu adalah suara lembut, melodius, dan mengundang. "Datanglah, anak. Malam memiliki cerita untuk diceritakan, katanya, hampir tidak lebih keras dari hembusan angin. Leo mengedipkan matanya, tidak yakin apakah dia membayangkannya, tetapi kemudian bisikan itu datang lagi, lebih jelas kali ini "Tanah yang jauh menanti. Sebuah rasa keajaiban menggelitik dadanya. Dia berdiri, rasa ingin tahunya mengalahkan kehati hatian, dan melangkah ke atas cahaya bulan yang menggenang di lantai kayunya.
Tiba tiba, ruangan itu tampak larut di sekelilingnya. Bintang bintang berputar, dan udara berkilau seperti fatamorgana. Sebelum dia bisa mempertanyakan apa yang sedang terjadi, dia mendapati dirinya berdiri di sebuah gurun luas di bawah langit berbintang yang sama, tetapi udara di sini hangat dan membawa aroma rempah rempah dan pasir. "Di mana saya? Leo membisikkan, tetapi bisikan itu menjawab sebelum dia bisa merasa cemas. "Ini adalah Sahara Besar, di mana pasir menyimpan rahasia yang lebih tua dari waktu. Saat Leo melihat sekeliling, dia memperhatikan sebuah kafilah unta di kejauhan, para penumpangnya dibungkus dalam jubah berwarna warni. Dia mendekati mereka dan disambut oleh seorang gadis muda ceria bernama Amina, yang menjelaskan cara hidup di gurun.
Dia menunjukkan bagaimana para pengembara menggunakan bintang sebagai panduan mereka, melacak rasi bintang dengan jarinya dan mengajarinya tentang Bintang Utara. Leo mendengarkan dengan penuh perhatian, hati kecilnya membengkak dengan kekaguman terhadap keterampilan para pelancong ini. Saat dia hampir bertanya lebih banyak, bisikan itu kembali, berputar di sekelilingnya seperti angin lembut. "Datanglah, anak. Masih ada yang perlu dilihat. Sebelum dia bisa menolak, pasir di bawah kakinya bergeser, dan dia merasakan dirinya dibawa pergi seperti butir pasir yang tertangkap angin. Ketika dia membuka matanya lagi, dia mendapati dirinya berdiri di geladak sebuah kapak besar.
Aroma garam memenuhi udara, dan ombak menghantam lambung kapal dengan ritmis. Dia berada di tengah lautan. "Ini adalah Pasifik, bisikan itu menjelaskan, "lautan terbesar di Bumi dan rumah bagi banyak misteri. Seorang pelaut mendekat, tersenyum saat dia memberikan Leo teropong. Melalui itu, Leo melihat lumba lumba melompati kapal dengan anggun. Pelaut itu menceritakan kisah para pelaut kuno yang memetakan lautan hanya dengan menggunakan matahari dan bintang, sama seperti para pengembara Amina di gurun. Dia menunjukkan kepada Leo sebuah kompas tua dan menjelaskan bagaimana kompas itu selalu menunjuk ke utara, membimbing pelaut melintasi perairan yang belum dipetakan.
Leo mengagumi kecerdikan mereka yang berani menjelajahi yang tidak diketahui. Tetapi sebelum dia bisa meminta untuk tinggal lebih lama, bisikan itu memanggil lagi. "Datanglah, anak. Petualangan menanti. Kali ini, transisinya lebih lembut, seperti masuk ke dalam mimpi. Dia mendapati dirinya dikelilingi oleh kehijauan yang rimbun, udara tebal dengan aroma bunga. Burung burung dengan bulu cerah melintas di antara kanopi, dan simfoni kicauan, geraman, dan suara bergoyang memenuhi udara.
"Ini adalah Hutan Hujan Amazon, bisikan itu berkata, "perbendaharaan kehidupan. Seorang ilmuwan muda bernama Sofia muncul dari dedaunan, membawa buku catatan yang penuh dengan sketsa tanaman dan hewan. Dia memperkenalkan Leo pada keajaiban hutan hujan, menunjukkan padanya katak pohon yang bertengger di atas daun dan menjelaskan bagaimana warna cerahnya berfungsi sebagai peringatan bagi predator. Dia berbicara tentang pentingnya Amazon, bagaimana hutan ini memproduksi banyak oksigen di dunia dan menjadi rumah bagi banyak spesies yang belum ditemukan. Mata Leo melebar saat dia menyadari betapa saling terkaitnya dunia ini. Tetapi saat dia mulai bertanya tentang penelitian Sofia, bisikan itu kembali, sekeras biasanya. "Datanglah, anak.
Satu perjalanan terakhir. Hutan hujan itu larut menjadi pusaran cahaya, dan Leo mendapati dirinya di sebuah desa kecil bersalju yang terletak di pegunungan. Udara terasa segar dan dingin, dan aurora borealis menari di langit dalam pita hijau dan ungu. Sekelompok anak anak mengundangnya untuk bergabung dalam pertarungan bola salju, dan setelah itu, mereka berkumpul di sekitar api untuk berbagi cerita. Salah satu tetua berbicara tentang Aurora Borealis, menjelaskan bagaimana cahaya itu disebabkan oleh partikel dari matahari yang bertubrukan dengan atmosfer Bumi. Leo mendengarkan, terpesona oleh gabungan ilmu pengetahuan dan cerita rakyat. Saat malam semakin larut, bisikan itu kembali untuk terakhir kalinya.
"Saatnya pulang, pemimpi muda. Leo merasakan rasa sedih tetapi juga rasa syukur yang dalam. Dunia ini jauh lebih besar dan lebih indah daripada yang pernah dia bayangkan. Ketika dia membuka matanya, dia kembali ke kamarnya, cahaya bulan masih menggenang di lantai. Untuk sesaat, dia bertanya tanya apakah semua itu hanya mimpi, tetapi kemudian dia memperhatikan sebuah token kecil di meja samping tempat tidurnya sebuah kompas mini, sebuah bulu berwarna warni, dan sebuah kerikil halus yang terukir dengan rasi bintang kecil. Itu adalah hadiah dari perjalanannya, bukti bahwa bisikan malam itu nyata. Sejak hari itu, hati Leo membara dengan rasa ingin tahu.
Dia menghabiskan harinya membaca buku tentang tanah yang jauh, bermimpi tentang petualangan yang menantinya. Dan setiap malam, saat dia berbaring di bawah bintang bintang, dia mendengarkan dengan seksama, berharap untuk mendengar bisikan itu lagi. Meskipun bisikan itu tidak kembali, pelajarannya tetap bersamanya. Dunia adalah tempat yang luas dan menakjubkan, penuh dengan cerita yang menunggu untuk ditemukan. Dan Leo, anak laki laki yang dulunya hanya bermimpi tentang petualangan, tumbuh menjadi seorang pelancong dan pendongeng, membagikan keajaiban bisikan malam kepada semua orang yang dia temui. Pada akhirnya, bisikan itu memang benar malam penuh dengan kisah, dan hati Leo selamanya terbuka untuk keajaiban dunia.
Dia mendengarnya sebagai suara lembut dan melodi saat duduk di dekat jendelanya.
Dia bepergian ke Gurun Sahara Besar.
Dia mengajarkan tentang rasi bintang dan Bintang Utara.
Dia melihat lumba-lumba melompat di dekat kapal.
Seorang pelaut memberinya kompas.
Dia menunjukkan katak pohon dan menjelaskan warna-warninya yang cerah.
Aurora Borealis atau Cahaya Utara menari di langit.