Suatu sore, ketika matahari tenggelam di bawah cakrawala, melukis langit dengan nuansa emas dan merah tua, Lila menjelajahi tepi hutan. Di sana, dia menemukan sebuah pintu aneh yang bersinar dan tampak bergetar dengan energi. Tak dapat menahan rasa ingin tahunya, dia meraih dan menyentuhnya. Seketika, pintu terbuka, dan angin berkilau menariknya masuk.
Lila mengedipkan mata dengan terkejut. "Aku? Tapi aku hanyalah seorang gadis! Aku tidak memiliki kekuatan atau kemampuan khusus. " Kiro memiringkan kepalanya, matanya yang bersinar berkelap kelip. "Kadang kadang, kekuatan terbesar terletak pada kebaikan, keberanian, dan kemauan untuk tumbuh. Kamu akan belajar sepanjang perjalanan. Sekarang, mari kita mulai.
Dan begitulah, perjalanan Lila melalui alam sihir dimulai. Alam pertama yang dia masuki adalah Hutan Bisikan. Pohon pohon di sana membisikkan rahasia kepada siapa pun yang lewat, tetapi suara mereka terjalin dengan teka teki dan peringatan. Untuk melanjutkan, Lila harus memecahkan teka teki yang diajukan oleh pohon ek raksasa yang bisa berbicara. "Apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi hari, dua kaki di siang hari, dan tiga kaki di malam hari?" raung pohon ek.
Lila menggaruk kepalanya, mengingat cerita sebelum tidur yang biasa diceritakan neneknya. "Seorang manusia," katanya akhirnya.
Di alam berikutnya, Gua Kristal, Lila bertemu dengan desa makhluk kecil bersayap yang disebut Lumina. Rumah mereka terbuat dari kristal berkilau yang menerangi gua gelap.
"Kerja sama menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin," kata Kiro, dengan kilau bangga di matanya. Saat Lila menjelajahi lebih dalam ke dalam alam, dia menghadapi lebih banyak tantangan. Di Gurun Waktu, dia membantu seekor kura kura tua menemukan jalan kembali ke oase tersembunyi, belajar tentang kesabaran dan nilai mendengarkan orang lain. Di Pulau Langit, dia menjinakkan badai liar dengan menenangkan ketakutannya sendiri, menyadari bahwa kedamaian batin dapat membawa kejelasan. Setiap alam menguji dan mengajarinya, dan dengan setiap langkah, dia menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih penuh kasih.
Akhirnya, Lila mencapai Jantung Alam, sebuah istana megah yang terbuat sepenuhnya dari cahaya.
Lila ragu. Dia telah belajar mencintai alam sihir dan makhluknya, tetapi dia juga merindukan keluarganya dan desanya.
Penjaga mengangguk, dan dalam sekejap cahaya, Lila mendapati dirinya kembali di Eldermist. Matahari terbit, memancarkan cahaya emas di atas ladang. Segala sesuatu tampak sama, tetapi Lila merasa berbeda. Dia tidak lagi melihat pekerjaan pertaniannya sebagai beban, tetapi sebagai cara untuk merawat keluarganya dan berkontribusi pada komunitasnya.
Akhir. 🦊✨.
Lila seorang gadis muda yang ingin tahu dan berhati baik
Sebuah pintu ajaib yang bercahaya yang membawa ke alam lain
Seekor rubah ajaib dan penjaga Alam Keajaiban
Riddle tentang apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi hari dua di tengah hari dan tiga di petang
Dia membantu menggerakkan batu besar agar aliran ajaib dapat mengalir kembali
Dia belajar kesabaran dan nilai mendengarkan orang lain
Dia ingin menggunakan pelajaran yang dia pelajari untuk membantu keluarganya dan komuniti
Kongsi
Cerita Lain